Pemerintah Jepang Ogah 7-Eleven Dicaplok Induk Circle K

Jakarta –
Pemerintah Jepang menganggap rencana Induk Circle-K, Alimentation Couche-Tard (ACT), mencaplok 7-Eleven sanggup mensugesti keselamatan negara.
“Berbicara tentang potensi akuisisi Seven & I, aku pikir perkara ini sungguh terkait dengan keselamatan (nasional),” kata Menteri Ekonomi Jepang Ryosei Akazawa dikutip dari Reuters, Rabu (8/1/2025).
Menurut Akazawa eksistensi 7-Eleven selama ini sanggup dimanfaatkan jika terjadi bencana, misalnya bagi menolong menenteng makanan bagi penduduk di wilayah yg terkena dampak.
“Jika bisnis toko serba ada Seven & I berada di tangan absurd dan dilakukan semata-mata buat mencari keuntungan, kami mesti menimbang-nimbang banyak sekali hal, menyerupai apakah kita sanggup memperoleh dukungan sarat ketika penduduk kalian yang terkena tragedi menderita,” tuturnya.
Baca juga: 7-Eleven Tolak Tawaran Akusisi Induk Circle K Rp 595 T |
Pemilik 7-Eleven di Jepang, Seven & I, sudah menolak tawaran ACT. Saat ini keluarga pendirinya sedang dalam obrolan bagi menyebabkan perusahaan itu selaku perusahaan tertutup guna mencegah upaya pengambilalihan.
Seven & I mengungkapkan Circle-K memamerkan pembelian segala saham 7-Eleven yang beredar US$ 14,86 per saham secara tunai. Menurut perkiraan Reuters, potensi janji tersebut bernilai US$ 38,5 miliar.
“Kami mulai menolak setiap tawaran yang menetralisir nilai intrinsik perusahaan dari pemegang saham kami atau yg gagal secara khusus menanggulangi perkara regulasi yang sungguh nyata,” kata perusahaan dikutip dari CNN, Sabtu (7/9/2024).
Financial Times melaporkan, Seven & I sempat mengatakan akan terbuka jika kemungkinan mendapat tawaran yang lebih tinggi. Saham Seven & I telah meningkat sejak isu tentang tawaran tersebut, mendorong nilai pasarnya di atas US$ 38 miliar.
akuisisi7-elevencircle-kkeamanan nasionalalimentation couche-tardbisnis jepang