Ylki Minta Pemerintah Sosialisasi Hukum Gres Pelabelan Bpa Air Galon

Jakarta –
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyambut pengakuan peraturan pemerintah mengenai keharusan pencantuman label perayaan ancaman senyawa Bisfenol A (BPA) pada bungkus galon air minum bermerek. YLKI pun mendesak adanya aktivitas sosialisasi resmi sesegera mungkin.
Berlaku khusus bagi galon dengan bungkus polikarbonat, macam galon plastik keras yang paling jamak di tengah masyarakat, label perayaan tersebut berencana melindungi pelanggan luas dari risiko BPA.
“Ini langkah aktual dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam upaya melindungi pelanggan dari potensi risiko kesehatan akhir BPA. YLKI mendukung inisiatif ini selaku serpihan dari upaya mempertahankan kesehatan pelanggan dan menentukan produk yg beredar di pasaran kondusif dikonsumsi,” kata Pengurus Harian YLKI Tubagus Haryo, dalam pemberitahuan tertulis, Kamis (4/7/2024).
Adapun hukum yg dimaksud yakni revisi Peraturan Kepala BPOM Nomor 6 Tahun 2024 mengenai Label Pangan Olahan. Menurut Tubagus, hukum anyar BPOM tersebut sejalan dengan Undang-Undang Konservasi Konsumen yang berencana melindungi hak-hak konsumen, tergolong hak buat memperoleh pemberitahuan yg benar dan kondusif mengenai produk yang dikonsumsi.
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Bahaya Botol Air Plastik yang Terpapar Matahari |
Oleh alasannya yakni itu, ia menyarankan BPOM sesegera mungkin mensosialisasikan peraturan keharusan pemasangan label perayaan ancaman BPA tersebut. Tubagus berharap sosialisasi tersebut sanggup meredakan kegundahan atau kebingungan pelanggan tentang galon mana yg kondusif dari ancaman BPA.
“Salah satu cara sosialisasinya sanggup lewat kampanye edukasi yg masif tentang ancaman BPA dan pentingnya peralihan ke bungkus BPA-free (bebas BPA),” kata Tubagus.
Berkaitan, YLKI juga merekomendasikan ada koordinasi antara BPOM dan perkumpulan industri buat menentukan produsen mengerti dan menerapkan peraturan tersebut. BPOM juga perlu mengembangkan pengawasan dan inspeksi yg intensif atas galon polikarbonat yang beredar di tengah penduduk untuk menentukan kepatuhan produsen sampai waktu penerapan keharusan pemasangan label ancaman BPA.
“BPOM perlu menampilkan hukuman tegas untuk produsen yang tak mematuhi peraturan terkait risiko BPA,” kata Tubagus.
Pada 1 April 2024, BPOM mengesahkan penambahan beberapa pasal pada peraturan Label Pangan Olahan, yakni keharusan pencantuman label cara penyimpanan air minum bungkus (Pasal 48a) dan keharusan pencantuman label perayaan risiko BPA pada semua galon air minum yg memakai bungkus plastik polikarbonat.
Pasal 61A dalam peraturan anyar tersebut menyebutkan, ‘Air minum dalam bungkus yg menggunakan bungkus plastik polikarbonat wajib mencantumkan goresan pena ‘dalam kondisi tertentu, bungkus polikarbonat sanggup melepaskan BPA pada air minum dalam kemasan’ pada label.’
Pasal yg lain menyebut produsen galon air minum bermerek milik waktu tenggang (grace period) empat tahun buat mentaati peraturan tersebut.
Baca juga: BPOM Kini Wajibkan Pelabelan BPA di Air Kemasan Galon |
Dalam pertimbangannya, BPOM menyebutkan bahwa BPA pada air minum bungkus ‘dapat menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat’.
Menurut Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Junaidi Khotib, BPA memang sanggup merongrong tata cara endokrin dalam tubuh. Ia menyebut tata cara endokrin yang sanggup terganggu, efeknya tak pribadi terasa.
“Namun, berbahaya dalam jangka panjang,” kata Junaidi.
Sistem endokrin yakni jaringan kelenjar yg memproduksi dan melepaskan hormon yg mengendalikan banyak fungsi utama dalam tubuh, tergolong proses fisiologis, menyerupai pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi.
Saat masuk ke badan lewat medium makanan atau minuman yang diposisikan dalam wadah plastik, BPA menyebabkan gangguan hormonal yg pada gilirannya sanggup mempengaruhi pertumbuhan dan pubertas, serta fertilitas.
Bahkan, sejumlah rujukan ilmiah menyebutkan kondisi ini sanggup menyebabkan hadirnya sel abnormal dalam tubuh, serta mengembangkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan darah tinggi (hipertensi).
Baca juga: Senyawa BPA Berpotensi Ancam Kesehatan Anak Indonesia, Ini Bahayanya |
Paparan BPA yang berkesinambungan dalam jangka panjang pun memiliki efek serius pada kesehatan mental dan perilaku, kata Junaidi.
Penelitian laboratorium dengan binatang selaku objek uji mencoba, katanya, didapatkan bahwa paparan BPA dalam rentang waktu usang sanggup menyebabkan gangguan motorik, keseimbangan, dan daya ingat.
“Gangguan itu disebabkan oleh pergantian struktur dan fungsi sel saraf serta buatan neurotransmitter,” kata Junaidi.
Studi lainnya, kata Junaidi, menampilkan kekerabatan bersahabat antara kadar BPA dalam darah atau urin pada anak usia pertumbuhan dengan gangguan perilaku, kecemasan, dan depresi.
Melihat seriusnya efek paparan BPA, Junaidi menekankan pentingnya penduduk bagi waspada. Junaidi menyebut anak usia pertumbuhan menjadi golongan paling rentan kepada paparan BPA. Ini mengingat, plastik banyak digunakan dalam keseharian.
Selain anak-anak, beliau menambahkan, bahwa ibu hamil dan menyusui juga perlu berhati-hati dengan paparan BPA. Sebab, observasi menampilkan bahwa paparan BPA pada binatang bunting sanggup mempengaruhi pertumbuhan dan kemajuan mental anak yang dilahirkan.
