Begini Keadaan Sektor Jasa Keuangan Ri Di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (tengah) dan Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Wattimena (keempat kiri) berfoto bareng  sejumlah pembicara dalam diskusi panel Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Forum tahunan bagi para pemangku kepentingan di bidang Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (GRC) berencana membangun komitmen, strategi, dan inisiatif gres dalam mengakselerasi kenaikan efektivitas good governance. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Ketua DK OJK Mahendra Siregar – Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ADITYA PRADANA PUTRA

Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia masih tersadar baik di tengah risiko perlambatan ekonomi global. Kondisi ini dibutuhkan bisa menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global ke depan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan sektor keuangan dalam negeri disokong oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang masih terjaga.

“Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tersadar baik disokong oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang mencukupi dan profil risiko yang tersadar sehingga dibutuhkan bisa menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global,” kata Mahendra dalam pertemuan pers Rapat Dewan Komisioner OJK secara virtual, Selasa (9/1/2024).

Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha Kresna Life cs, Sisa 7 Lagi Masih Dipantau Ketat

Mahendra mengingatkan bahwa perekonomian secara global masih menampilkan moderasi atau perlambatan pertumbuhan di beberapa negara. Khususnya di negara Uni Eropa dan Tiongkok. Perlambatan pertumbuhan itu mendorong inflasi turun mendekati target sampai menyediakan ruang bagi bank sentral untuk lebih akomodatif.

“Di AS, The Fed mengisyaratkan suku bunga turun 75 bps di 2024 dengan pasar menganggap ekonomi AS masih cukup resilient dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi,” ucap Mahendra.

Di segi lain, pelaku pasar disebut terus mencermati pertumbuhan geopolitik ke depan alasannya yaitu adanya eskalasi di Laut Merah selaku imbas pertentangan Israel dan Hamas. Lalu, pemilu yang diselenggarakan di beberapa negara tergolong AS, Uni Eropa, India, Taiwan, serta Indonesia.

“Secara biasa sentimen di pasar keuangan global condong positif pada Desember 2023 disokong oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Fund Rate dan narasi soft lending di AS sehingga mendorong kembalinya pemikiran dana masuk ke emerging market dan penguatan pasar keuangan global tergolong pasar keuangan di Indonesia,” bebernya.

ojkotoritas jasa keuanganmahendra siregar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *